Setelah tanah tertinggi di Lombok
kami lanjutkan perjalanan ke titik nol di sebelah barat Lombok. Kami akan
mengunjungi Gili Trawangan. Gili atau dalam bahasa Indonesia berarti pulau.
Sebenarnya tak hanya Gili Trawangan yang dimiliki Lombok masih ada Gili Kondo,
Gili Nanggu, Gili Air, Gili Meno dan lain lain, namun yang paling terkenal
adalah 3 gili yang letaknya berdekatan yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili
Trawangan.
Untuk menuju Gili Trawangan dari Mataram kami harus
bertolak ke pelabuhan Bangsal, sekitar 30 menitan pakai kendaraan. Kami memilih
pakai taksi biar lebih efisien karena kami bertiga. Sampai di area dermaga
ternyata kami harus turun di halte depan yang jaraknya masih sekitar 1 km jalan
kaki ke dermaga. Mengapa demikian? Katanya sih biar adil bagi penumpang antara
taksi dan cidomo (sebutan delman di Lombok). Nah terserah kalian lagi nanti mau
ke dermaga nya lanjut jalan kaki atau naik cidomo. Kami bertiga memilih naik
cidomo, selain bisa lebih hemat, cepat, membangun ekonomi penduduk juga gak
capek (kayaknya alasan terakhir yang paling utama :p). Harga masih affordable
kok 25 ribu dibagi 3 orang.
Di dermaga kami harus beli tiket
dulu di loket. Ada 2 pilihan kapal, yaitu kapal biasa dan kapal cepat. Kami
memilih kapal biasa saja karena nyebrang pun tak butuh waktu lama hanya 45
menit jika ombak normal. Kapal biasa berangkat tiap 1-2 jam sekali tergantung
penumpangnya, kalau penuh kapal akan segera diberangkatkan.
Gili Trawangan yang disebut
sebagai “Never Never Land” dalam Lonely
Planet ini benar-benar tempat yang tepat untuk santai dan malas-malasan.
Suasana liburan sudah sangat terasa ketika menginjakkan kaki di pulau ini. Pasir
putih, air laut yang tergradasi biru, alunan musik yang terdengar riuh rendah,
susunan bean bag dari kafe-kafe yang tersebar di pinggiran pantai dan bule-bule
yang berseliweran. Sepertinya wisatawan lokal kalah jumlah dengan wisatawan
mancanegara, bagaikan turis asing di negri sendiri.
Sampai di Gili hal yang pertama kami
lakukan adalah mencari penginapan. Tak perlu khawatir mencari penginapan di
pulau ini, berbagai kelas penginapan ada. Mulai dari kelas backpacker samapai resort
bintang lima lengkap !
Kebetulan kami sama sekali belum
memesan penginapan di Gili Trawangan, karena kami datang saat weekday masih besar kemungkinan untuk
dapat kamar on the spot. Di pinggir
pantai kami dapat tawaran penginapan dari guide yang kami temui di jalan. Hanya
dengan tarif 75 ribu per orang per malam, dengan fasilitas kamar mandi dalam
dan kipas angin, penginapan namanya. 10 menit berjalan kaki dari ‘dermaga’, dekat
dengan Pasar Seni Malam dan sebelahan dengan mini mart, jadi cukup mudah di
akses lah. Sampai di penginapan kami langsung ditawari paket Snorkling, 100ribu
di 3 spot snorkle include makan siang (bebas pilih menu) dan alat snorkeling.
Kami menghabiskan waktu 3 hari 2 malam di Gili Trawangan.
Hari pertama kami habiskan untuk snorkeling
dari jam 11 – 16 sore. Lanjut sunsetan.. hunting kuliner.. bobo cantik.. Hari
kedua kami lanjutin santai-santai di Gili sambil keliling sepedaan, hunting sunset,
kulineran, begituu teruss sampai bosan dan mati gaya.. Hari ketiga paginya kami
kembali pulang. FYI, kapal terakhir berangkat dari Gili Trawangan ke Bangsal paling
pagi jam 7 dan terakhir jam 4 sore. Tidak ada kapal yang berangkat malam karena
ombak yang cukup besar di malam hari
Kegiatan yang bisa dilakukan selama di Gili Trawangan :
1. Dive
Di gili
Trawangan cukup banyak club dive,
kalau belum bisa dive bisa ambil short-course dan latihan dive dulu di kolam mini sebelum masuk ke
laut
2. Snorkeling
Gak bisa dive?
Kita masih bisa snorkeling. Kalau malas snorkeling juga, bisa naik perahu yang
di bagian bawahnya ada lapisan kaca “glass bottom” jadi bisa lihat ikan dan
karang dari dasar perahu. Tarif paket snorkeling yang ditawarkan rata-rata
sama, yang membedakan nanti adalah fasilitasnya. Termurah kami dapat harga
100ribu sudah bisa snorkeling di tiga spot termasuk sewa alat snorkel dan makan
siang di Gili Air. Kalau menurut saya sewaktu snorkeling, terumbu karang disini tak secantik di Karimun Jawa,
sudah banyak yang rusak dan ikan-ikannya juga tak begitu ramai. Atau kita yang
kurang go deep juga kali yaa jadi pemandagan bawah lautnya gak dapat yang
spektakuler
3.
Sewa
buku
Kalau lagi malas
berenang tapi gak bisa sunbath ala bule-bule karena kulit sudah terlampau
eksotik. Nah bisa juga duduk-duduk santai sambil sewa buku yang ada di perpustakaan
mini
4.
Bersepeda
keliling gili
Ini kegiatan
yang wajib dilakukan kalau ke Gili Trawangan. Keliling pulau pakai sepeda,
cukup sewa sehari 35 ribu-50ribu sepuasnya bisa dipake keliling dari sunrise
sampai sunrise lagi (kalau gak butuh tidur sih). Recommend pas menjelang sore sambil
berburu sunset, karena sebelah barat pulau ini cukup jauh dari pusat keramaian
pulau yang ada di sisi selatan. Hanya 7 km
saja muterin pulau ini, sambil keliling kita bisa merasakan perbedaan
suasananya, sebelah selatan yang paling ramai karena memang ini tempat keluar
masuk kapal menuju Lombok, kuliner, café dan kios kios paling ramai di sisi ini
,semakin ke timur semakin sepi, lalu menuju sisi utara yang lebih tenang dan
didominasi dengan bangunan resort dan hotel papan atas. Menuju sisi barat ada fasilitas semacam tempat duduk untuk liat sunset, bagi yang mau foto-foto pakai
ayunan yang hits itu ada juga disini. Sepanjang sisi barat ke selatan
didominasi deretan restoran sampai di ujungnya ketemu pasar seni malam yang
menyediakan sajian kaki lima
5.
Berburu
sunrise dan sunset
Karena pulau ini
kecil, kita bisa dengan mudahnya menikmati sunrise dan sunset di pantai. Kalau pagi
tinggal geser ke sebelah timur maka kita akan melihat matahari terbit dengan bayangan
gunung rinjani. Ketika senja tiba tinggal lari lagi ke sebelah barat maka kita
akan bisa melihat matahari terbenam dengan siluet gunung agung disekitarnya.
Suasana menjelang matahari terbenam biasanya ramai, orang-orang kebanyakan
berkumpul di spot ombak sunset, alunan musik regae dan tabuhan gendang dari
para beach boy akan menemani kita sampai gelap. Sungguh suasana yang membuat
kita lupa sejenak kepenatan dunia nyata, menurut saya inilah realisasi dari
kalimat “santai kayak di pantai, slow kayak di pulau”
6.
Kuliner
Gili
Perihal makanan
tak perlu khawatir. Berbagai macam aliran kuliner cukup lengkap di Gili
Trawangan, mulai dari restoran berkelas sampai hidangan kaki lima yang menyajikan
sajian Indonesia, asia sampai western food ada di sini. Jika bosan dengan
makanan restoran, kita bisa memilih makan di kedai kaki lima di pusat pasar
seni malam yang kebanyakan menawarkan hidangan laut yang disajikan ala bbq.
Boleh juga menikmati gelato ala gili yang tersebar di mini both sepanjang jalan
gili
Fakta Gili Trawangan
1. Menurut
cerita abang tukang jagun bakar keliling yang kita ajak ngobrol sambil makan
dagangannya. Gili Trawangan ini dulu sekali merupakan pulau pengasingan
orang-orang yang melakukan perbuatan buruk di Lombok agar kemudian menyadari
kesalahannya dan bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih baik lagi,
dan terbukti gili trawangan kini semakin menggeliat, tingkat kriminalitasnya
juga sangat minim karena tradisinya jika ada yang ketahuan mencuri maka akan
diarak keliling pulau tanpa busana dan dideportasi dari gili tak boleh kembali
lagi
2. Tidak
boleh ada kendaraan bermotor lalu lalang di Gili Trawangan. Kendaraan yang
boleh digunakan hanya sepeda dan cidomo, jadi dapat dipastikan pulau ini bebas
kebisingan kendaraan bermotor.
3. Belanja
Layaknya di Legian
Bali, jalan utama Gili Trawangan juga banyak berjejer toko mungil dan artistic yang
menjual kebutuhan renang dan pernak pernik khas Lombok. Untuk kebutuhan
cemilan, toiletries, dan lain-lain banyak mini mart di sini jadi tak usah
khawatir
4. Penginapan
Jangan bayangkan
gili trawangan ini seperti pulau kecil yang masih sepi. Berbagai kelas
penginapan ada di sini, mulai dari kelas backpacker dengan harga 100ribu per
malam sampai resort dan hotel bintang 5 sekelas aston dan novotel ada.
5. ATM.
Mesin atm yang tersedia disini mulai dari BRI, Mandiri, BCA dan BNI ada. Paling
dominan bank mandiri, tak ada bank yang beroperasi di sini.
6. Fasilitas
ibadah. Bagi yang muslim, mesjid di gili trawangan cukup besar, tiap akan
sholat pasti ada pengingat murotal qur’an sebelum adzan. Mayoritas penduduknya
beragama islam.
1 komentar:
foto-fotonya juga dong gan...
Posting Komentar