INTRO ..
Perjalanan ini bermula dari iseng nanya temen dalam komentar sebuah jejaring sosial. Karena jadwal kerja yang tak memungkinkan lagi cocok dengan teman yang dulu mau nanjak semeru bareng. Akhirnya saya putuskan untuk join dengan teman-teman dari jakarta, dengan meeting point di stasiun Malang Kota Baru, Minggu 19 okt 2014.
Setelah mengatur strategi siapa yang akan menggantikan posisi kerjaan di Balikpapan, saya kabur dulu ke Jogja hari Jumat malam lalu Sabtu Malamnya, cus ke Malang dengan kereta Malioboro Ekspress yang sudah saya pesan via online.
Malioboro Ekspress berangkat tepat jam 19.30 dengan estimasi waktu tiba di Malang jam 4 subuh. Saya cocokin dengan jadwal rombongan jakarta yang perkiraan tiba jam 7 pagi, dengan asumsi daripada mereka yang nunggu saya lebih baik saya yang nunggu mereka kalau keretanya ngaret.
Jam 4 pagi teng, udah sampai di perhentian terakhir, stasiun Malang Baru. Dari sini sudah tampak beberapa rombongan lokal dan bule dengan keril-keril di punggung, destinasi populer kalau gak ke Bromo ya Semeru.
3-4 jam di stasiun enaknya ngapain y?
Saya putuskan cari mushola untuk subuhan sambil istirahat lurusin punggung. Dengan modal gps saya cari yang terdekat (mau tanya orang kok agak takut disasarin karena saya cewek sendirian). Lalu berjalanlah saya ke arah kiri dari stasiun. Di luar banyak muda-mudi berkostum metal ngemper, ternyata habis ada konser SID semalam, agak jauh dikit bapak-bapak beserta wanita berpakaian kurang bahan nongkrong di depan warung. Duh, begini ya rasanya solo trip di pagi buta, horoorr juga. Nyampe di tkp yang tertera di gps, ternyata mushola yang saya cari bukan mushola yang selalu hidup.. Pas lewat doi tutup.. untungnya lurus sedikit ada SPBU, jadilah numpang mushola disitu yang toiletnya juga antri banget sama anak-anak metal. dalam hati nyesel saya tadi cepet-cepet keluar gerbang stasiun, harusnya di dalem ada mushola dan toilet yang jauh lebih nyaman.
Setelah agak terang, barulah saya sightseeing jalan-jalan sekitar stasiun. Berat juga lama-lama bawa carrier, pemanasan pemanasan. Sambil nyari mushola yang agak gede, niatnya biar bisa lurusin punggung sama pejemin mata sebentar, kurang tidur 2 malam ini. Tapi gak nemu-nemu.. gagal sudah niat bobonya. Capek jalan, saya nyangkut di halte angkot, ngobrol gak jelas sama ibu-bu, bapak-bapak. Nunggu kabar dari rombongan jakarta, dan nunggu kedatangan seekor teman saya yang lagi ngelanjutin S2 nya di Malang yg juga mo ikut naik bareng.
Bosen di halte, saya pindah ke gerobak Soto nyarapan pagi, terus pindah lagi antri toilet yang kayaknya cuma ada 1 toilet umum jadi kudu sabar antri, sampai temen saya yg domisili Malang ini dateng dan ngabarin kalau kereta Matarmaja dari jakarta mengalami delay.. Oke deh kita tunggu sampai batas waktu yang tidak ditentukan, ngemper cucok lagi depan stasiun lalu terdengarlah Matarmaja kemungkinan tiba sekitar pukul 10.40 pagi. SYEMM! ngaret lah rencana kita..
Makin siang stasiun makin rame, makin panas. Muda mudi penonton konser semalam makin merapat ke stasiun nunggu kereta pulang. Udah jamuran nunggu, jam 11 akhirnya yang ditunggu tunggu tiba. Dan bermunculanlah wajah-wajah baru dan beberapa wajah lama yang saya kenal total sekitar 20 orang. Setelah kenalan singkat, kami membelah diri menjadi 2 tim angkot menuju desa Tumpang. Desa yang jadi basecamp sekaligus mengawali perjalanan kami. Langsung ke catper ..
---------
Pendakian Semeru 19 - 22 Oktober 2014
Hari 1
Malang – Tumpang
– Ranupane – Ranu Kumbolo
Malang ke
Tumpang via angkot turun di basecamp Tumpang, kami membagi tim untuk belanja logistic di pasar
Tumpang.
Melengkapi syarat yang belum lengkap seperti fotokopi ktp dan surat keterangan sehat plus Materai 6000. Lebih baik fotokopi disiapin 3 lembar deh biar gak rempong sampai sana.
Di Tumpang wajib sewa Jeep/ Truck untuk ke
Ranupane, pake mobil sendiri jg bisa sih tapi medannya hard disarankan pake 4WD, kalau motor masih bisa naik juga *asal yang dibonceng rela turun pas motornya gak kuat naik :D
Estimasi waktu perjalanan Tumpang - Ranupane adalah 2 jam
sekitar jam 2 siang, kami berangkat dari Tumpang, ngejar waktu maksimal boleh mendaki. Jam 4 kurang sampai di Ranupane, cuaca hari itu kabut dan sedikit hujan gerimis, berdasarkan pendaki yang baru turun, cuaca di atas lagi gak enak dan ada sedikit badai. Wah. bikin nyali agak ciut. Setelah mengurus perijinan, membayar ongkos registrasi selama 3 hari (total 75rb), dan ngisi perut di Warung Soto dekat Pos Ranupani kami berangkat menuju Ranu Kumbolo sebagai tempat camp pertama kami.
Ranu Pane ke
Ranu Kumbolo menempuh sekitar 10,5 km dalam waktu 5 jam perjalanan
Pos yang
dilewati Ranu Pani – Pos 1 – Pos 2 – Watu Rejeng – Pos 3 – Ranu Kumbolo
Ranu Pani - Watu Rejeng tracknya ringan, gak banyak tanjakan yang berarti
Watu Rejeng - Ranu Kumbolo nah ini yang tracknya cukup banyak nanjak
Perjalanan kami lalui dengan canda tawa dan cukup banyak istirahat. Kalau ada yang capek, tinggal bilang 'break' maka yang di depan berhenti, duduk sebentar untuk minum dan makan cemilan.
Sekitar jam 9 malam, kami sampai di Ranu Kumbolo. Udah gelap jadi ranu kumbolo gak keliatan cakep nya, cuma bintang-bintang yang indah bertaburan di atas dan beberapa tenda yang sudah duluan berdiri di bibir danau. Malam itu kami cuma masak air panas aja untuk angetin badan, makan malamnya sudah kita bawa dari bawah jadi tinggal makan. yah walau lauknya udah awut-awutan karena dibawa dengan cara brutal, tetap lahap makan. karena inilah nasi terakhir yang bentuknya paling bagus dan lauk terenak yang kita makan sampai 3 hari ke depan.
|
light painting.. written by idung |
----------------------------
Hari 2
Ranu Kumbolo 2400 mdpl .
Masih malas rasanya bangun tidur sepagi ini, dingin pulak. jam setengah 5, dari balik tenda sudah terlihat semburat warna jingga tanda matahari mulai tampak. Pun, sudah cukup ramai suara manusia-manusia yang menunggu pagi. Gak tahan godaan, akhirnya melek juga. Kapan lagi liat view yang begini. Keluar tenda dan .....
tanpa babibu lagi semua narsis, jepret sana sini.
Setelah matahari cukup tinggi dan cukup menghangatkan, baru kami masak. Menu pagi ini, nasi yang kurang mateng, sayur sop bakso pakai lauk kering kentang teri.
Kemudian beres-beres tenda, dan meninggalkan barang yang kurang penting dibawa dalam tenda seorang kawan yang ditinggal dan dibiarkan berdiri di Rakum selama kita summit. Pasrah, insya allah aman (digembok juga sih).
Jam 9.45 kita mulai perjalanan lagi menuju camp ground selanjutnya KALIMATI
Yang akan dilewati :
Ranu Kumbolo - Cemoro Kandang - Jambangan - Kalimati dengan estimasi perjalanan 4 - 5 jam.
Dari Rakum menuju Cemoro Kandang kita akan melalui Tanjakan Cinta. udah pada tau kan yah betapa populernya tanjakan ini. Tanjakan yang cukup bikin males.
|
while hiking on Tanjakan cinta keep thinking about someone and dont look back ! sek sek ak tak mikirke sopo yo
|
|
Di pucuk Tanjakan Cinta |
selesai Tanjakan cinta kita langsung disuguhi hamparan padang sabana nan indah.. Oro Oro Ombo, ada dua jalur jelas yang sama-sama tujuannya ke Cemoro Kandang, mau terabas lewat padang rumput dan bunga kering di bawah atau mau melipir di pinggir bukit di atasnya bisa.. Bunga bunga kering coklat ini akan tampak indah berwarna ungu di awal musim kemarau (Mei-Juni). Tapi karena sekarang puncak kemarau, bunganya jadi kering. Tidak sampai 30 menit kita sudah sampai di Pos Cemoro Kandang
|
Oro Oro Ombo |
Cemoro Kandang - Jambangan ( 10.54 - 14.15 )
Cemoro Kandang - Jambangan kita tempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Medannya naik terus.. cuma sekali turunan kalo gak salah, jadi sering istirahat terus kita. Maklum faktor "U" :D *fyi dalam perjalanan kami bertemu bapak penjual nasi bungkus yang dihargai 15ribu dengan menu nasi telur ceplok dan mi goreng. Langsung sikat aja, cukup murah mengingat bapaknya harus naik segini jauhnya untuk jualan nasi
Dari Jambangan, Puncak Mahameru sudah keliatan gagahnya. Selama perjalanan juga banyak papasan sama rombongan pendaki dari yang lokal sampai negeri tetangga, malaysia-singapore, dari yang masih remaja sampe yg udah om-om dan ibu-ibu juga ada, semuanya semangat.. soalnya bawaan mereka di bawa sama porter :D saling tukar informasi sama pendaki lain tentang kondisi puncak yang katanya semalam masih ada badai.
Jambangan - Kalimati ( 14.25 - 15.00)
Jambangan - Kalimati tracknya bonus.. datar dan turunan.. tapi ini jadi PR pas balik --"
Jam 3 sore kami sampai di Kalimati, batas pendakian dan camp ground terakhir yang di izinkan TNBTS. Ya, sebenarnya pihak TNBTS sampai saat ini TIDAK meREKOMENDASIkan para pendaki untuk ke puncak.
|
Dari sini puncak Mahameru udah keliatan jumawa, gagah dan tinggi sekali, gak usah dibayangin besok gimana capeknya. |
Setelah dirikan tenda dan masak makan malam berupa nasi yang hampir jadi bubur, sarden dan mi rebus. Abis magrib kami langsung istirahat tidur, karena pukul 11 malam harus persiapan summit. Tidur ditemani suara angin yang menderu dan dengkuran tenda sebelah.
** di Kalimati terdapat sumber air bersih, namanya SUMBER MANI. butuh 1 jam bolak balik. Refill kebutuhan air minum di sini.
Waktu tempuh Ranu Kumbolo 2400 mdpl –Kalimati 2700 mdpl 5 jam ( 9.45 - 15.00 )
Kalimati – Puncak – Kalimati – Ranu Kumbolo
11 malam persiapan summit. Tenda dll ditinggal semua di bawah, dan hanya bawa daypack berisi minum dan makanan ringan secukupnya. Berdoa bersama semoga cuaca pagi ini bersahabat, perjalanan dimudahkan dan dilancarkan.
Pukul 23.30 kami mulai bersiap jalan menuju Arcopodo. Ada 2 jalur menuju Puncak, jalur lama dan jalur baru. Entah kenapa kami malah masuk ke jalur baru yang ternyata dari awal tracknya sudah berupa jalur kerikil campur pasir, padahal kami masuk lewat pintu yang sama, taman Edelweis.
Berbeda dengan jalur lama yang tracknya masih berupa tanah. Track ini membuat kaki kami sudah bekerja keras lebih awal, membiasakan medan kerikil pasir yang kalau diinjak, naik 1 langkah turun ½ langkah. Track yang seharusnya baru kita hadapi saat memasuki batas vegetasi kalau lewat jalur lama. Track ini agak horor dilewati, jalannya memang cuma nanjak lurus, tapi curam dan beberapa ruas jalannya ada longsor dan pohon yang tumbang.
Mental fisik mulai diuji disini, jalur yang seolah tak berujung, langkah yang seolah jalan di tempat, padahal ini belum batas vegetasi kalau lewat jalur lama Arcopodo.
04.30
Semburat jingga sudah mulai tampak, kami bahkan belum dapat separuh jalan menuju puncak. Dingin, lapar, haus, capek karena fisik yang sudah dikuras sejak 2 hari yang lalu, belum lagi kurang tidur akibat perjalanan dan aktivitas sebelum mendaki. Berbagai level capek dari capek biasa, capek banget, sampai capek mau mewek (halah) hampir putus asa saya lewati. Mendongak ke atas puncak tak kunjung tampak, menoleh ke bawah jalannya sudah jauh. Masa iya saya mau turun. Setiap 5 langkah ke atas saya terduduk diam, berbaring sejenak, pejamkan mata, mencari sisi gunung yang terkena hangat sinar matahari, tapi dinginnya masih dominan menusuk ujung-ujung jari. Tiap mata ini terpejam sesaat, semenit dua menit terbuka lagi, lihat pemandangan di bawah terus dongak lagi ke atas… ya Allah.. pikiranku semrawut. Mau naik kok ya capek banget ya.. tapi kalau gak naik sakitnya tuhh nanti belakangan.. 11 orang tim kami, 4 orang di antaranya sudah duluan naik, 4 orang kedua termasuk saya masih bertengger di punggung gunung, 3 orang lainnya sepertinya mengurungkan niat untuk muncak.
hampir pukul 9 pagi, saya MASIH JUGA belum sampe puncak, mengumpulkan puing-puing semangat yang tersisa, mengesampingkan rasa lapar lelah ngantuk. Di bawah saya masih banyak orang-orang bersemangat naik, saya gak boleh kalah semangatnya.
Sampai beberapa teman dari rombongan kami turun, dan memberi semangat “Ayo mbak, semangatt.. dikit lagi itu puncaknya. Cepat sebelum jam 10!” lalu kemudian ditepuk bahu saya, di tarik tangan saya agar lekas berdiri. aku kudu semangat !! Benar saja tak sampai 10 menit dari tkp saya sudah mencapai puncak.
Akhirnya kaki ini menjejak di tanah datar.. Alhamdulillah syukur padaMu ya Rabb sudah di izinkan menapakkan kaki di tanah tertinggi Jawa.. seketika capek hilang, plong rasanya.. terharu campur puas dalam hati.. bisa juga melawan keterbatasan diri sendiri. Langsung kupeluk tanah di depan ku (baca: terkapar).
Kawah Jonggring Saloka masih jalan beberapa ratus meter dari Puncak, sebenarnya pengen ke sana, tapi berhubung sudah mulai siang dan beresiko terpapar gas beracun ketika arah angin berubah, saya menatap dari jauh saja. Angin di atas cukup kencang, meski matahari sudah tinggi tapi suhu tetap saja rendah. Tak sampai 30 menit kami di atas, setelah puas foto-foto kami langsung turun. (yang bikin sedih memori card camera saya tertinggal di sini, entah jatuh dimana).
|
Jalan menuju Jonggring Saloka |
Lain cara naik, lain lagi cara turunnya, turun jauh lebih menyenangkan. Cukup seluncuran saja di jalur pasir, dalam waktu kurang dari 1jam, sampailah anda di batas vegetasi. Adil gak tuh? 9 jam waktu naik, dibalas setengah jam waktu turun.. oke.
Dari batas vegetasi, kami lanjutkan turun menuju Arcopodo – Kalimati. Nah, disinilah baru kami sadar.. kalau jalan yang kami lewati semalam beda dengan jalur kami pulang. Jalur yang kami lewati ini jalur lama, yang di dominasi tanjakan, tapi tracknya masih berupa tanah, bukan kerikil pasir. Pantas aja kami rasanya gak nyampe-nyampe puncak, dari awal udah bosen kena track kerikil pasir.
Sekitar jam 13.00 sampai di kalimati, dalam kondisi lapar ngantuk haus..
Hari ini juga (hari ke 3), sesuai rencana, kami harus melanjutkan perjalanan kembali ke camping ground di Ranu Kumbolo
16.30 setelah beres-beres dan makan secukupnya. Kami turun ber 11 menuju Ranu Kumbolo. dijalan papasan sama orang yg dari jauh mirip artis.. setelah di liat makin dekat ternyata mereka adalah Bucek, Vicky dan tim My Trip My Adventure! Yah, kecepetan sehari kita naik. Kalo bareng kan mayan ke shoot :D ajak selfie bareng sebentar, terus lanjut lagi perjalanan.
|
(c) bagus |
Jam 19.30 an kami sampai di Ranu Kumbolo, dirikan tenda dan masak makan malam lagi
---------------------
Hari 4
Last day ... hari terakhir kami di Semeru.. ah sedih tapi seneng juga.. sedih karena harus pergi meninggalkan tempat indah ini, seneng karena kami akan pulang.. bertemu keluarga teman teman dan juga kasur !
Hari ini rute kita Ranu Kumbolo – Ranu Pane – Tumpang – Malang
Pagi yang tentu saja indah dan cerah di Ranu Kumbolo. Kegiatan kita foto-foto, santai dan cewek cewek bertugas masak. hufff
9 pagi, setelah sarapan dan beres-beres kami harus pulang. Mengejar jadwal kereta temen2 ke Jakarta, dan jadwal tiket saya pulang dari Surabaya.
Hari yang terik kala itu, tapi tak menyurutkan semangat untuk (lagi) foto-foto. Ranu Kumbolo bagus bangett dari jauh. Danaunya, sabananya, bukitnya.. ini yang akan selalu dirindukan.
|
Ranu Kumbolo dan Sabana di sekitarnya |
Di tengah perjalanan menuju Pos Watu Rejeng, di Pos bayangan ternyata ada bapak penjual SEMANGKA dan air botol.. waaahhh.. syurga benerrr ini.. Benar – benar energy booster ! 2 iris semangka dihargai 5000 rupiah, 1 botol sedang aqua dihargai 10rb. Tak apalah diembat aja, hitung-hitung menghidupkan perekonomian warga. Abis makan semangka, jalannya pada cepet semua, gak ada capeknya.
**sudah ada sinyal telkomsel dan im3 di sekitaran Pos 3 - Ranupani (hilang timbul tergantung bukit). Di Pos 2 ada yang jual semangka dan air kemasan lagi.
Jam 13 lewat kita sampai di Ranupani. Siap-siap turun, dan nyerbu toilet . Bersih-bersih dikit, nunggu carteran jeep sambil beli souvenir.
Jam 15 sampai Tumpang, over Jeep ke angkot
Jam 16 sampai stasiun Malang Kota Baru. Disini kami berpisah, pamitan sama teman-teman seperjuangan yang sangat bersemangat :D semoga kita bisa ketemu lagi di trip selanjutnya. Terus saya numpang temen minta anter ke terminal.
Jam 16.15 sampai terminal Arjosari. Ngejar Bus Patas ke Surabaya, pas banget berangkat 5 menitan kemudian. Sempat was was juga ketinggalan pesawat.
Jam set 7an sampai surabaya, lanjut ngojek ke Juanda. Masih sempet mampir ke toko oleh-oleh juga. Sampai bandara jam 7.20. Karena udah web check in jadi tinggal bayar airport tax. Dan pesawat saya delay. dari jadwal seharusnya 7.55 menjadi jam 9.30 malam. Ngemper lagi di bandara dengan kondisi 4 hari blom mandi haha.
Jadi kira-kira seperti itu rentetan catatan waktu perjalanan saya. Alhamdulilah sampai catatan ini dibuat tak ada kurang suatu apa pun, semua teman-teman juga pulang ke rumah dengan selamat.
*kecuali memori card saya yg tertinggal di puncak, sisa dari kamera hp aja yg saya tampilkan disini, heuu
|
amazing partners ! |
|
Saat perjalanan pulang ke Tumpang, sabana Bromo terbakar |
Notes :
Persiapkan fisik jauh jauh hari sebelum pendakian.. perbanyak joging atau sepedaan. Deket hari H selalu jaga kesehatan dan cukup istirahat biar nggak drop selama pendakian
Persiapkan perlengkapan PRIBADI selama pendakian, jaket tebal (windbreaker), jaket tipis, kaos, celana, kaus kaki lebih dari 2 pasang, sepatu hiking, sleeping bag (wajib, disarankan polar), tenda tergantung kapasitas, head lamp, trekking pole (optional), sendal tipis (kalau buat keluar tenda), buff atau slayer (semeru berdebu)
Persiapkan obat pribadi, suplemen vitamin (minimal tolak angin, becomc, parasetamol, obat diare, minyak kayu putih, betadin, hansaplas)
Persiapkan logistik selama 3-4 hari
Sampah jangan lupa di bawa turun, yg organik bisa dibakar sambil buat api unggun, jangan terlalu dekat dengan rumput dan INGAT selalu tinggalkan perapian dalam keadaan PADAM ! Berita kemarin, Sabana RANU KUMBOLO terbakar karena api yang merambat dari sampah yang terbakar dan ada tabung gas yang meledak. Saat kemarau rumput menjadi sangat kering dan rawan terbakar.
Sumber air Semeru ada di Ranu Pani, Ranu Kumbolo dan Sumber Mani (Kalimati). Air Ranu Kumbolo merupakan danau yang tak bergerak, jadi disarankan jangan mandi atau pup, kalau nyuci alat masak, bekas air nya dibuang dirumput lebih bagus agar tak mencemari air danau. Karena rasa air danau ini sesungguhnya tidak terlalu segar, rasanya udah agak bacin (mungkin karena banyak yang nyuci nyuci disini), tapi masih aman diminum (terbukti saya gak kena diare)
Air di sumber mani berasal dari mata air pegunungan. Airnya bersih dan seger.
sudah ada sinyal im3 dan telkomsel (putus nyambung) selama perjalanan Ranu Pani - Watu Rejeng
Jangan heran kalau ada bapak penjual nasi bungkus, gorengan atau semangka bahkan rokok di sekitar Ranu Kumbolo - Kalimati. Kadang pagi-pagi udah ada warga yang nawarin makanan di Ranu Kumbolo. Semangka saat perjalanan Ranu Pani - Ranu Kumbolo, kadang di Cemoro Kandang. Yah tapi jangan terlalu ngarep mereka selalu ada ya karena itu tergantung mereka mau naik apa gak.. tetap logistik harus cukup
Selalu berdoa sebelum memulai perjalanan, jaga selalu kekompakan tim, jangan sampai ada anggota yang tertinggal sendiri di belakang, bahkan sweeper sekalipun.
Saat turun dari Puncak jangan turun sendiri, karena jalur kadang cukup membingungkan dan banyak jurang, disinilah lokasi yang paling sering membuat pendaki kesasar. Kalau bingung lebih baik diam dan menunggu ada orang lain yang turun jadi bisa barengan
Puncak itu bonus, tujuan utama itu pulang dengan selamat. Kalau fisik dan cuaca gak memungkinkan jangan paksa naik. TNBTS tidak merekomendasikan untuk naik ke puncak.